Rabu, 24 Juni 2009
Holiday1
Esok paginya, gue ngajak adik gue Dek Thesna basket di alun2 Pacitan.Rumahnya deket ama alun2. Sepulang basket, gue ngajak adek gue ke makam adik gue yang udah meninggal.
Sampai di depan gerbang makam.
Thesna "Mbak, beneran gga perlu diantar masuk?"
Gue "Enggak,ah bawel luu...Tunggu gue 10 menit lagi" (berjalan cuek masuk ke makam)
Gue nemuin batu nisan berwarna biru muda,gue hampiri batu itu karena gue pikir itu makam adik gue.Maklum,2tahun sudah tak kesana.
Gue jongkok (gakPUP) disana,berdoa,lalu meneteslah airmata...
Sepuluh menit kemudian,gue denger seseorang memanggil nama gue, gue menoleh...
Thesna "Ngapain Mbak?"
Gue "Berdoa,loe kira??"
Thesna "Buat almarhum?"
Gue "Iya..."
Thesna "Ya ellah,Mbak kuburannyaitu tuh disana..nohh..."(sambil nunjuk batu nisan polos yang jauhhh di ujung).
Gue (syokk)
Jadi singkat ceritanya, gue ngulang lagi berdoa untukalmarhum adik gue. Gue minta sama Allah akan ketenangan adik di SurgaNya...
Selasa, 16 Juni 2009
UAS
Hahaaaaa, akhirnya terbebas juga dari UAS yang mengenaskan. Meskipun UAS telah usai, tapi deg-deg an juga nunggu rapotan. Oya, ini nilai gue dari beberapa mata pelajaran:
-Sosiologi : 82 = good, keep study hard Lia =)
-PKn : 77 = it’s okey, HAMPIR remidi!!
-Geografi : 68 = hopeless dah
-Agama : 77= ngepersss sanagdhh
-Bhs. Indonesia : 76 = gga nguatin!!!!!
-Bhs. Inggris : - =jeblok
-Bhs.Mandarin : ehmmm ehmmm…. 95!!!!! =pantas jadi TKW
-Sejarah : (lupa dah)
-Ekonomi : (lupa juga)
-Komputer : (gga tahu)
-Seni : (gga tahu)
-Matematika : HANCCCUUURRRRR
Gue bingung bersikap pas lagi ulangan. Kalo PD, ntar ke-pd-an malah nilainya kacau. Gga PD, pesimis juga malah hopeless. Santai aja kali ya, tapi jangan terlalu santai… *_*
Minggu, 14 Juni 2009
GUE TETAP NGGAK MAU PINDAH
Orang pertama yang gue kabari tentang –apakah gue jadi pindah?- ini adalah Mazhi n Hanni. Pendapat kami bertiga sama, mending ke Trenggalek aja pindah kerjanya biar sekolah dan rumah TETAP di Ponorogo, toh bentar lagi
Beberapa hari kemudian kabar itu terdengar oleh Tama, Deni ama Rama yang diberitahu Rangga. Komentar mereka:
Tama : (diem ama pasang tampang melas)
Deni : “Hoalah Li, Li ojo pindah tow…sekolah tinggal setahun aja”
Rama : “Lha iya, ntar di
…………………………………………………………………………………………….
Kalau gue pindah gimana ya?? Untuk sementara yang tahu itu saja n mudah-mudahan nggak nyebar lagi beritanya. Toh, itupun belum tentu benar gue pindah (amin).
Mazhi, suatu ketika pas nonton pertandingan futsal bareng bilang, “Kamu nggak bakalan nemuin orang yang pernah kamu temui disini. Orang kembar aja beda, apalagi yang nggak kembar…”….kembar??
Gue kepikiran seseorang….bagaimana kalau gue beneran ke
Ahhhhhhh, gue TETEP nggak mau pindah!!
GUE NGGAK MAU PINDAH
Gue nggak mau pindah, meski bokap nyokap maksa gue…
Gue nggak mau pindah, meski rumah baru gue lebih bagus dari sekarang…
Gue nggak mau pindah, meski di
Gue nggak mau pindah, meski disana banyak tempat menarik dari sekarang…
Gue nggak mau pindah, karna gue nggak mau lepasin apa yang udah gue dapet disini begitu saja……………………………………………………………………………….
Jadi, Bapak itu pindah kerja..jadi kami (gue sama ibu gue) terpaksa ikut beliau kemana beliau akan berlabuh. Target pertama
Gue nggak mau pindah gitu aja, itu sama aja gue udah lepasin apa yang gue dapet disini. Ngedapetin lingkungan tempat tinggal menyenangkan seperti yang gue tinggalin sekarang itu nggak semudah beli baju yang meskipun bagus dipandang tapi nggak nyaman di pakai. Ngedapetin sekolah seperti yang gue tinggali sekarang itu nggak semudah dapetin rumah makan, kita cocok langsung makan, engggaaakkkk..perlu adanya perkenalan diri akan menu-menunya terlebih dulu. Ngedapetin teman dan sahabat gue sekarang itu nggak semudah mancing ikan di ngedam langsung dapet 2-3 ekor, tapi butuh berhari-hari, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun buat penyesuaian antara ikan dengan umpan apa yang kita berikan. Dan satu lagi, ngedapetin semangat itu nggak semudah kita melukis pelangi dilangit yang tinggal ambil kanvas dan cat air, gambar, lalu jadilah, tapi sesulit menggambar petir yang berkelok-kelok karena semangat itu muncul ada sebabnya..dan sebabnya ada disini, di Ponorogo…
Gue nggak mau pindah…
Tapi kalau Bapak disuruh milih ke mana beliau pengen ditempatkan, gue bakalan berdoa di TRENGGALEK, karena Bapak bisa pulang-pergi Ponorogo-Trenggalek dengan waktu 2jam saja dan nggak perlu pindah rumah. Mungkin dalam hal ini gue emang childish, atau bahkan egois,…tapi plisss bayangkan n rasakan kalau kalian jadi gue. Apa mungkin kalian sia-siakan sesuatu yang kalian sayangi??pasti enggak…
Tapi, kecuali kalau Bapak milih